Hello Guys... apa kabar? Kabar baik
kan... Kali ini saya akan membahas tentang eksistensi kaum Homoseksual ( Gay ) di
berbagai media sosial... penasaran? Yuk... cek this out
Dengan adanya perubahan zaman menjadi
dunia digital ini, tentunya banyak hal yang akan kita temukan, dan dapat kita
lakukan. Salah satu keuntungan dengan adanya era digital ini adalah akses akan
internet menjadi lebih mudah, dan tidak dipungkiri lebih dari 50% penduduk
indonesia adalah pengguna internet aktif. Menurut APJII ( Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ) bahwa lebih dari 143 juta jiwa masyarakat
indonesia dapat mengakses internet, dan 51, 43% diantaranya adalah Laki-Laki. Menurut
Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad), Randi Ohoinaung
Pada tahun 2016 kaum homoseksual mencapai sekitar 20 juta orang dari 250 juta
penduduk Indonesia atau sekitar 8% dari jumlah penduduk Indonesia.
Sudah
tahu Gay itu apa?..
Sinly Evan Putra (2008) berpendapat
bahwa, homoseksual dapat diartikan sebagai kelainan terhadap orientasi
seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang
mempunyai kelamin sejenis atau identitas gender yang sama. Sedangkan menurut Dali
Gulo (Abu Al-Ghifari: 2002: 105) mengatakan bahwa homoseksual
merupakan kecenderungan untuk memiliki hasrat seksual atau
mengadakan hubungan seksual dengan jenis kelamin yang sama. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Gay atau Homoseksual adalah orientasi seseorang untuk
menyukai seseorang atau individu lain yang mempunyai identitas kelamin sama.
Perkembangan Gay di Indonesia dari tahun
ke tahun cukup signifikan , menurut KAMERAD ( Komite Aksi Mahasiswa untuk
Reformasi dan Demokrasi ) jumlahh Gay di Indonesia mengalami kenaikan hingga 4%
dari lima tahun terakhir, pada tahun 2012 jumlah gay mencapai 10 juta jiwa dan
pada akhir tahun 2017 ini jumlah gay di indonesia semakin meningkat di angka 8%
atau sekitar 20 juta jiwa. Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kaum
Gay ini adalah kehidupan yang bersifat individulistik yang kurang mendapatkan
teguran teguran sosial dari keluarga, serta faktor berkembangnya digitalisasi yang
dimana akses internet makin terbuka lebar. Terbukanya akses internet sekarang
ini menjadi salah satu “keuntungan” bagi kaum Gay untuk mengekspresikan diri,
menjadi terbuka terhadap teknologi, dan sebagai alat untuk mencari teman yang
memiliki hasrat seksual yang sama serta melakukan interaksi virtual dan
interaksi di kehidupan nyata.
Apa itu forms of expression?
Internet saat ini berperan sebagai form
of expression Statement ini artinya bahwa internet dapat menjadi media
ekspresi kita sehari-hari dengan berbagai media dan fitur yang terdapat di
internet misalkan di sosial media, lalu di blog dan media lainnya. Di lain
sisi, aplikasi dari ekspresi dalam dunia internet disebutkan
oleh Hill dan Hughes ( 1998: 184 ) menunjukkan, hanya karena orang memiliki
kesempatan untuk membangun persahabatan di dunia maya tidak berarti bahwa
mereka menjadi orang yang ramah. Dilihat dari perspektif pesimis maka internet
di anggap dapat mengurangi arti yang sesungguhnya dari interaksi itu sendiri.
Sedangkan dari perspektif optimis maka, internet dinilai dapat mengintensifkan
hubungan dengan orang-orang tanpa memikirkan jarak dan waktu. Perspektif
optimis menyatakan interaksi sosial dalam internet sudah menjadi media
alternatif dalam hal berkomunikasi. Bagi orang tertentu internat sangat
berpengaruh terhadap kecemasan dalam merangsang hubungan interpersonal dan
internet digunakan sebagai media alternatif untuk interaksi sosial. Menurut
Papacharissi dan Rubin (2000 : 18) menjelaskan bahwa internet digunakan sebagai
fungsi alternatif untuk tatap muka komunikasi (interaksi) bagi mereka
yang cemas tentang komunikasi secara tatap muka dan yang tidak menemukan
komunikasi tatap mukak menjadi menguntungkan.
Lari
Kemana Mereka?
Pro Kontra tentang permasalahan LGBT di
Indonesia, berbeda halnya dengan negara Turki, Yordania, Mali, Amerika
Serrikat, Belgia, dan negara kebanyakan di benua Eropa yang telah secara resmi
melegalkan LGBT dan Pernikahan Sejenis. Permasalahan LGBT di Indonesia sendiri
dominan banyak yang kontra, karena dianggap melanggar hukum agama, dan norma
sosial yang ada di Indonesia. Banyak kaum Gay di diskriminasi oleh banyak
kalangan terhadap orientasi seksual mereka. Dengan adanya diskriminasi di
kehidupan sosial, kaum gay ini memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat
sebuah virtual community, yaitu
sebuah komunitas yang berada di ranah virtual atau maya. Banyak sosial media
yang mereka gunakan seperti fb, dan instagram. Mereka seakan akan meluapkan
segala ekspresi mereka di dunia virtual, karena dalam kehidupan sosial nyata
mereka merasa di diskriminasi dan secara tidak langsung ditolak oleh banyak
kalangan. Selain sosial media yang bersifat umum seperti fb, ig, dan twitter
ada juga aplikasi yang dapat digunakan oleh kaum Gay. Menurut Direktorat Tindak
Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri tahun 2016 menemukan
17 aplikasi yang diduga menjadi tempat kaum gay saling berinteraksi, Ketujuh
belas aplikasi tersebut antara lain, Grindr, JAck'd, Hornet, BoyAhoy, Blued,
Romeo,VGL,GROWLr, GayPark, Adam4Adam, Guyz, Scruff, Gay Dating, Surge, Gaydar,
Krave, Gay Times, Gay Cities, dan Maleforce. Aplikai dengan pengunduh terbanyak
adalah Hornet, sekitr 4 juta lebih pengunduh yang ada di Indonesia. Kecenderungan
kaum Gay di diskriminasi oleh kehidupan sosialnya, mereka melampiaskan dan
berpindah halauan ke dunia virtual. Dengan adanya aplikasi pendukung mereka
dapat bebas saling berinteraksi, melakukan kencan, ketemuan, dan lebih
canggihnya lagi aplikasi aplikasi ini menyediakan fitur Live, Videocall, dan
telepon. Tidak segan segan ada beberapa pengguna yang menyalahgunakan aplikasi
menjadi tindakan pornografi, dan prostitusi.
So...?,
what do you think guys?
Oke guys, jadi dapat disimpulkan dengan
adanya akses internet yang masif, dan perkembangan teknologi ini menjadikan
eksistensitas kaum LGBT terutama Gay semakin meningkat. Mereka telah menemukan
dunianya di jejaring sosial mereka. Terkadang kehidupan virtual mereka
berbanding terbalik dengan kehidupan sosial nyata mereka. Tapi, yang paling
miris beberapa pengguna yang justru memanfaatkan aplikasi ini dengan kegiatan
prostitusi yang justru akan berdampak pada sisi kesehatan mereka dan rentan
terhadap penyakit HIV/AIDS. Oke guys... jadi sebagai manusia modern yang bijak
sebaiknya kita dapat memanfaatkan internet ke arah yang positif, dan tetap
melihat aturan serta norma norma yang ada di lingkungan sekitar kita. Jangan sampai
kita terjebak,diperalat dan diperbudak oleh teknologi yang justru buatan
manusia sendiri.
Daftar Pustaka
Evan, Putra Sinly. 2008. Handbook Homoseksual dan tinjauan perspektif
ilmiah. Jakarta:Bumi Aksara
Lievrouw, Leah. A & Sonia
Livingstone. 2006. Handbook of New Media
: Social Shapping, and Social Consequences of ITC. Sage Publication Ltd. London
Mampir kak ke blog saya sobatsma.blogspot.co.id
BalasHapusWidiih
BalasHapus