Rabu, 15 November 2017

komunitas virtual dalam komunikasi cyber

A.    Pengertian Komunitas

Komunitas merupakan suatu kelompok yang di dalamnya setiap anggota disatukan oleh persaman visi dan misi serta tujuan. “Dalam ruang lingkup komunikasi, komunitas masuk ke dalam konteks komunikasi organisasi dimana individu yang bersama-sama, melalui suatu hirarki pangkat dan pembagian kerja berusaha mencapai tujuan tertentu” (Rogers dan Rogers dalam Moss dan Tubs, 2005:164). Tujuan yang hendak dicapai merupakan alasan yang melatarbelakangi terbentuknya komunitas. Hal tersebut dapat kita lihat pada komunitas-komunitas yang ada di sekitar yang terbentuk berdasarkan kesamaan yang mereka miliki, mulai dari kesamaan hobby sehingga terbentuk komunitas gank motor, komunitas Hijabers, dan komunitas-komunitas lain, serta kian maraknya komunitas sosial yaitu komunitas yang terbentuk atas dasar kesadaran sosial yang tinggi.
 Komunitas sosial adalah organisasi non profit yang didalamnya setiap anggota merumuskan visi, misi, serta tujuan mereka dan merealisasikan visi, misi, serta tujuan tersebut ke dalam tindakan nyata. Dengan tujuan tersebut, komunitas sosial pada umumnya bergerak untuk meningkatkan kesadaran sosial pada masyarakat dengan menggerakkan kegiatan melalui sektor pendidikan, sejarah, budaya dan lain-lain. Implikasi positif dari keberadaan media baru mampu digunakan sebagai media yang memprasaranai tercetusnya gerakan perubahan sehubungan dengan informasi faktual yang bisa didapatkan melalui media baru. Perkembangan media baru sebagai media yang tengah popular ikut andil dalam gerakan perubahan yang dilakukan oleh generasi muda. Media baru digunakan oleh generasi muda sebagai partner dalam melakukan gerakan perubahan. Berbagai konten dari media baru mempermudah proses penyampaian dan distribusi informasi. Senyum community sebagi suatu komunitas sosial yang mengusung konsep gerakan perubahan tentunya juga memanfaatkan media baru untuk memudahkan  persuasi dan menyebarluaskan informasi.






B.     Pengertian Komunitas Virtual, dan Ruang Lingkup Virtual

Seiring kemajuan jaman, saat ini telah banyak bermunculan berbagai jenis komunitas. Salah satu jenis komunitas yang ada saat ini adalah komunitas virtual. Komunitas virtual adalah kelompok orang yang terbiasa menggunakan multimedia untuk berkomunikasi. Karena terbiasa menggunakan multimedia, maka terbiasa pula dengan virtual reality. Virtual reality sendiri merujuk pada keadaan dan kondisi lingkungan yang “menyelubungi” atau “menghidupkan secara sensual”, yang diperoleh seseorang individu dengan cara menghubungkan dirinya ke komputer dan internet. Bisa saja muncul penilaian bahwa komunitas virtual bukan komunitas yang nyata sesuai dengan konsep sosiologi, melainkan komunitas semu. Tetapi, interaksi antara individu dalam komunitas virtual adalah nyata. Bagi para anggota komunitas virtual tidak pernah mempersoalkan semu atau tidak. Bagi anggota komunitas, yang penting bisa beraktualisasi dan bisa memuaskan kerinduan dan kebutuhan informasi. Selanjutnya, komunitas virtual adalah sebuah grup dimana anggotaanggotanya terkoneksi dengan teknologi informasi, khususnya Internet. Mengindikasikan variasi kelompok sosial yang sudah mulai terkoneksi ke Internet. Dapat diartikan juga bahwa virtual community adalah kelompok yang interaktif, dibangun atas dasar konsep many-to-many communications didesain untuk menarik anggota, sehingga terlibat lebih dalam di dalam komunitas, mempunyai satu fokus yang membuat anggota komunitas tersebut datang kembali. Komunitas ini juga dapat berkembang menjadi sebuah elemen yang dapat dikomersilkan. Sedangkan menurut Laudon dan Traver mengemukakan bahwa aspek penting dalam membangun komunitas virtual yang efektif bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan pesan. Tetapi juga memerlukan manajemen, koordinator, kepemipinan, keahlian, pengetahuan dan koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin juga dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang boleh didiskusikan agar tidak melanggar perturan yang ada dan tidak melenceng dari topik utama.

Adapun ciri-ciri komunitas virtual yang ditawarkan oleh Reingold sama halnya seperti komunitas di dunia nyata, virtual community adalah sebuah komunitas yang terbentuk atas dasar adanya:

1.       Kesamaan Hobi
Orang atau sekelompok orang membentuk sebuah komunitas diperlukan adanya kesamaan hobi/interest. Begitupun dalam Virtual Community. Kesamaan menjadi penting untuk membentuk sebuah komunitas yang solid.
2.       Adanya interaksi yang teratur
Interaksi yang teratur menjadi penting untuk menjaga kontak dan kekompakan antar anggota komunitas.
3.       Adanya identifikasi atau identitas.
Identitas, sebagai pengenal masing-masing anggota komunitas, mutlak harus terpenuhi. Dimana setiap orang memiliki identitas yang unik. Identitas bisa berupa nick name (dalam IRC), atau pun alamat email (dalam milis).
4.       Fokus yang khusus terhadap satu hal.
Dalam setiap komunitas, harus ada hal yang khusus terhadap satu hal. hal tersebut biasanya berupa topik, kesamaan hobi/interest.
5.       Integrasi atau kesamaan antara isi diskusi dengan komunikasi yang berlangsung.
6.       Isi diskusi harus sama dengan topik dalam komunitas tersebut.
Hal ini penting untuk menjaga supaya diskusi tetap berada pada jalurnya (sesuai topik dalam komunitas).
7.       Keterbukaan suatu akses untuk informasi Dalam virtual community, harus ada keterbukaan akses untuk informasi dan orientasi komersial.
Karena tiap anggota komunitas memiliki hak yang sama dalam mendapatkan informasi. Sehingga setiap informasi yang dipunyai di-share kepada seluruh anggota komunitas



Selain mempunyai ciri-ciri, komunitas online mempunyai kelebihan atau keuntungan yang diperoleh sebagai berikut:
1.      Sebagian besar anggota sebuah komunitas nyata memanfaatkan komunitas online sebagai media berbagi yang nyaman dan leluasa
2.      Tidak semua komunitas nyata mempunyai komunitas online, tetapi akan lebih baik jika keduanya saling melengkapi dan dimanfaatkan
3.      Dengan adanya sebuah komunitas online, maka anggotanya akan memperoleh manfaat yang lebih besar jika dibanding suatu komunitas nyata tanpa komunitas online Keunggulan dengan adanya keberadaan komunitas online melahirkan cara komunikasi yang tidak terikat oleh jarak dan waktu, sehingga dimungkinkan untuk mempererat solidaritas antar anggota (karena sering berkomunikasi)

Menurut Laudon dan Traver, komunitas virtual dapat dikelompokkan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan anggota komunitas berdasarkan berbagai minat ataupun profesi yang sama, misalnya sebagai pedagang, pemain, penggemar, atau sekumpulan orang yang mempunyai ketertarikan terhadap suatu hal yang sama. Pengelompokan ini mengelompokkan lima tipe komunitas. Selanjutnya Laudon dan Traver membagi komunitas virtual menjadi beberapa tipe yaitu:
1.       General (umum) yaitu Tempat berkumpul secara online untuk mendiskusikan topik yang umum dan saling berkomunikasi.
2.       Practice (penemu/pengamat/peneliti) yaitu Komunitas dari para praktisi, penemu dari benda-benda seni sejarah, pencipta musik, kode komputer.
3.       Interest (minat/ketertarikan) yaitu Komunitas yang dibangun berdasarkan kesamaan minat/ketertarikan yang sama pada suatu hal, misalnya game, olahraga, musik, politik, kesehatan, keuangan, gaya hidup.
4.        Affinity (kesamaan kategori) yaitu Komunitas dimana para anggotanya memiliki kesamaan kategori demografi atau geografi. Contohnya wanita, pria, keturunan arab amerika, keturunan tionghoa.
5.        Sponsored (Sponsor) yaitu Komunitas yang dibuat oleh badan usaha komersial, pemerintah, dan organisasi non profit untuk maksud dan tujuan yang beragam; digunakan untuk menarik perhatian pengunjung, pelanggan, dan untuk meningkatkan pendapatan
Berdasarkan uraian diatas Laudon dan Traver telah menyimpulkan komunitas online adalah area dimana orang-orang dapat berbagi pendapat dan dapat berinteraksi secara online. Selanjutnya Laudon dan Traver mengemukakan bahwa aspek penting dalam membangun komunitas virtual yang efektif bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan pesan. Tetapi juga memerlukan manajemen, koordinator, kepemipinan, keahlian, pengetahuan dan koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin juga dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang boleh didiskusikan agar tidak melanggar perturan yang ada dan tidak melenceng dari topik utama. Komunitas virtual dapat dikelompokkan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan anggota komunitas berdasarkan berbagai minat ataupun profesi yang sama, misalnya sebagai pedagang, pemain, penggemar, atau sekumpulan orang yang mempunyai ketertarikan terhadap suatu hal yang sama.


















DAFTAR PUSTAKA

Jim Ife dan Frank Frank Tesoriero. 2008. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Laudon, Traver .2003. Essentials of Management Information System. Fifth edition. PrenticeHall .,Upper Saddle River, New Jersey

Nadhya Abrar. 2002. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Zaphiris dan Ang (2010). Social Computing and Virtual Communities. Florida: Chapman & Hall/CRC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar