A.
Pengertian Komunitas
Komunitas
merupakan suatu kelompok yang di dalamnya setiap anggota disatukan oleh
persaman visi dan misi serta tujuan. “Dalam ruang lingkup komunikasi, komunitas
masuk ke dalam konteks komunikasi organisasi dimana individu yang bersama-sama,
melalui suatu hirarki pangkat dan pembagian kerja berusaha mencapai tujuan
tertentu” (Rogers dan Rogers dalam Moss dan Tubs, 2005:164). Tujuan yang hendak
dicapai merupakan alasan yang melatarbelakangi terbentuknya komunitas. Hal
tersebut dapat kita lihat pada komunitas-komunitas yang ada di sekitar yang
terbentuk berdasarkan kesamaan yang mereka miliki, mulai dari kesamaan hobby
sehingga terbentuk komunitas gank motor, komunitas Hijabers, dan
komunitas-komunitas lain, serta kian maraknya komunitas sosial yaitu komunitas
yang terbentuk atas dasar kesadaran sosial yang tinggi.
Komunitas sosial adalah organisasi non profit
yang didalamnya setiap anggota merumuskan visi, misi, serta tujuan mereka dan
merealisasikan visi, misi, serta tujuan tersebut ke dalam tindakan nyata.
Dengan tujuan tersebut, komunitas sosial pada umumnya bergerak untuk
meningkatkan kesadaran sosial pada masyarakat dengan menggerakkan kegiatan
melalui sektor pendidikan, sejarah, budaya dan lain-lain. Implikasi positif
dari keberadaan media baru mampu digunakan sebagai media yang memprasaranai
tercetusnya gerakan perubahan sehubungan dengan informasi faktual yang bisa
didapatkan melalui media baru. Perkembangan media baru sebagai media yang
tengah popular ikut andil dalam gerakan perubahan yang dilakukan oleh generasi
muda. Media baru digunakan oleh generasi muda sebagai partner dalam melakukan
gerakan perubahan. Berbagai konten dari media baru mempermudah proses
penyampaian dan distribusi informasi. Senyum community sebagi suatu komunitas
sosial yang mengusung konsep gerakan perubahan tentunya juga memanfaatkan media
baru untuk memudahkan persuasi dan
menyebarluaskan informasi.
B.
Pengertian Komunitas Virtual, dan Ruang
Lingkup Virtual
Seiring kemajuan jaman, saat ini telah banyak
bermunculan berbagai jenis komunitas. Salah satu jenis komunitas yang ada saat
ini adalah komunitas virtual. Komunitas virtual adalah kelompok orang yang
terbiasa menggunakan multimedia untuk berkomunikasi. Karena terbiasa
menggunakan multimedia, maka terbiasa pula dengan virtual reality. Virtual
reality sendiri merujuk pada keadaan dan kondisi lingkungan yang “menyelubungi”
atau “menghidupkan secara sensual”, yang diperoleh seseorang individu dengan
cara menghubungkan dirinya ke komputer dan internet. Bisa saja muncul penilaian
bahwa komunitas virtual bukan komunitas yang nyata sesuai dengan konsep
sosiologi, melainkan komunitas semu. Tetapi, interaksi antara individu dalam
komunitas virtual adalah nyata. Bagi para anggota komunitas virtual tidak
pernah mempersoalkan semu atau tidak. Bagi anggota komunitas, yang penting bisa
beraktualisasi dan bisa memuaskan kerinduan dan kebutuhan informasi.
Selanjutnya, komunitas virtual adalah sebuah grup dimana anggotaanggotanya
terkoneksi dengan teknologi informasi, khususnya Internet. Mengindikasikan
variasi kelompok sosial yang sudah mulai terkoneksi ke Internet. Dapat
diartikan juga bahwa virtual community adalah kelompok yang interaktif,
dibangun atas dasar konsep many-to-many communications didesain untuk menarik
anggota, sehingga terlibat lebih dalam di dalam komunitas, mempunyai satu fokus
yang membuat anggota komunitas tersebut datang kembali. Komunitas ini juga
dapat berkembang menjadi sebuah elemen yang dapat dikomersilkan. Sedangkan
menurut Laudon dan Traver mengemukakan bahwa aspek penting dalam membangun
komunitas virtual yang efektif bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan
pesan. Tetapi juga memerlukan manajemen, koordinator, kepemipinan, keahlian,
pengetahuan dan koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk mengatur perkembangan
teknologi dan konten. Staf dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas
virtual. Desainer user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang
masih memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin juga
dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang boleh didiskusikan
agar tidak melanggar perturan yang ada dan tidak melenceng dari topik utama.
Adapun ciri-ciri komunitas virtual yang ditawarkan
oleh Reingold sama halnya seperti komunitas di dunia nyata, virtual community
adalah sebuah komunitas yang terbentuk atas dasar adanya:
1. Kesamaan
Hobi
Orang atau sekelompok orang
membentuk sebuah komunitas diperlukan adanya kesamaan hobi/interest. Begitupun
dalam Virtual Community. Kesamaan menjadi penting untuk membentuk sebuah
komunitas yang solid.
2. Adanya
interaksi yang teratur
Interaksi yang teratur menjadi
penting untuk menjaga kontak dan kekompakan antar anggota komunitas.
3. Adanya
identifikasi atau identitas.
Identitas, sebagai pengenal
masing-masing anggota komunitas, mutlak harus terpenuhi. Dimana setiap orang
memiliki identitas yang unik. Identitas bisa berupa nick name (dalam IRC), atau
pun alamat email (dalam milis).
4. Fokus
yang khusus terhadap satu hal.
Dalam setiap komunitas, harus ada
hal yang khusus terhadap satu hal. hal tersebut biasanya berupa topik, kesamaan
hobi/interest.
5. Integrasi
atau kesamaan antara isi diskusi dengan komunikasi yang berlangsung.
6. Isi
diskusi harus sama dengan topik dalam komunitas tersebut.
Hal ini penting untuk menjaga
supaya diskusi tetap berada pada jalurnya (sesuai topik dalam komunitas).
7. Keterbukaan
suatu akses untuk informasi Dalam virtual community, harus ada keterbukaan
akses untuk informasi dan orientasi komersial.
Karena tiap anggota komunitas
memiliki hak yang sama dalam mendapatkan informasi. Sehingga setiap informasi
yang dipunyai di-share kepada seluruh anggota komunitas
Selain mempunyai ciri-ciri, komunitas online
mempunyai kelebihan atau keuntungan yang diperoleh sebagai berikut:
1. Sebagian
besar anggota sebuah komunitas nyata memanfaatkan komunitas online sebagai
media berbagi yang nyaman dan leluasa
2. Tidak
semua komunitas nyata mempunyai komunitas online, tetapi akan lebih baik jika
keduanya saling melengkapi dan dimanfaatkan
3. Dengan
adanya sebuah komunitas online, maka anggotanya akan memperoleh manfaat yang
lebih besar jika dibanding suatu komunitas nyata tanpa komunitas online
Keunggulan dengan adanya keberadaan komunitas online melahirkan cara komunikasi
yang tidak terikat oleh jarak dan waktu, sehingga dimungkinkan untuk mempererat
solidaritas antar anggota (karena sering berkomunikasi)
Menurut Laudon dan Traver, komunitas virtual dapat
dikelompokkan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan
anggota komunitas berdasarkan berbagai minat ataupun profesi yang sama,
misalnya sebagai pedagang, pemain, penggemar, atau sekumpulan orang yang
mempunyai ketertarikan terhadap suatu hal yang sama. Pengelompokan ini
mengelompokkan lima tipe komunitas. Selanjutnya Laudon dan Traver membagi
komunitas virtual menjadi beberapa tipe yaitu:
1. General
(umum) yaitu Tempat berkumpul secara online untuk mendiskusikan topik yang umum
dan saling berkomunikasi.
2. Practice
(penemu/pengamat/peneliti) yaitu Komunitas dari para praktisi, penemu dari
benda-benda seni sejarah, pencipta musik, kode komputer.
3. Interest
(minat/ketertarikan) yaitu Komunitas yang dibangun berdasarkan kesamaan
minat/ketertarikan yang sama pada suatu hal, misalnya game, olahraga, musik,
politik, kesehatan, keuangan, gaya hidup.
4. Affinity (kesamaan kategori) yaitu Komunitas
dimana para anggotanya memiliki kesamaan kategori demografi atau geografi.
Contohnya wanita, pria, keturunan arab amerika, keturunan tionghoa.
5. Sponsored (Sponsor) yaitu Komunitas yang
dibuat oleh badan usaha komersial, pemerintah, dan organisasi non profit untuk
maksud dan tujuan yang beragam; digunakan untuk menarik perhatian pengunjung,
pelanggan, dan untuk meningkatkan pendapatan
Berdasarkan uraian diatas Laudon dan Traver telah
menyimpulkan komunitas online adalah area dimana orang-orang dapat berbagi
pendapat dan dapat berinteraksi secara online. Selanjutnya Laudon dan Traver
mengemukakan bahwa aspek penting dalam membangun komunitas virtual yang efektif
bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan pesan. Tetapi juga memerlukan
manajemen, koordinator, kepemipinan, keahlian, pengetahuan dan koordinasi.
Manajer dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf
dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer user
interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih memiliki
kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin juga dibutuhkan
untuk mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang boleh didiskusikan agar
tidak melanggar perturan yang ada dan tidak melenceng dari topik utama.
Komunitas virtual dapat dikelompokkan melalui beberapa cara. Salah satunya
adalah dengan mengelompokkan anggota komunitas berdasarkan berbagai minat
ataupun profesi yang sama, misalnya sebagai pedagang, pemain, penggemar, atau
sekumpulan orang yang mempunyai ketertarikan terhadap suatu hal yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Jim Ife dan Frank Frank Tesoriero. 2008. Community Development.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Laudon, Traver .2003. Essentials of Management Information System. Fifth
edition. PrenticeHall .,Upper Saddle River, New Jersey
Nadhya Abrar. 2002. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Zaphiris dan Ang (2010). Social Computing and Virtual Communities.
Florida: Chapman & Hall/CRC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar